Tribute to Batik Ajak Kaum Muda Milenial Cintai Batik Indonesia

JAKARTA - Program Tribute to Batik menjadi persembahan spesial dari Pasaraya untuk mengapresiasi Hari Batik yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober. Pada edisi keempat Tribute to Batik, tema batik kontemporer diusung sebagai wujud keberagaman batik di Indonesia.

Program Tribute to Batik menyasar kaum muda milenial untuk mencintai batik produksi dalam negeri sebagai bentuk penghargaan atas kekayaan budaya di Indonesia. Dalam kegiatan yang berlangsung 2-8 Oktober 2017, Pasaraya menggaet kaum milenial dengan memberikan workshop dan lomba yang berkaitan dengan batik, acara komunitas, dan fashion show.

''Intinya kami mengajak anak-anak muda milenial agar tidak malu memakai batik yang menjadi ciri khas Indonesia. Saya juga berharap anak muda bangga dengan batik Indonesia yang sudah ditetapkan sebagai warisan dunia,''kata Medina Latief, CEO Pasaraya di Jakarta.

Medina menjelaskan, tahun ini pihaknya sengaja mengambil tema batik kontemporer untuk mengenalkan kepada kum muda milenial agar lebih mengenal batik Indonesia. Tema ini, kata Medina, menyesuaikan dengan perkembangan model batik.''Batik dengan model kontemporer menjadi jenis batik yang diminati dalam beberapa bulan terakhir,''ujarnya.

Batik Kontemporer merupakan modifikasi dari motif batik yang telah ada, seperti gabungan antara motif parang dan klithik atau improvisasi dari sekar jagad. Motif ini biasanya diterapkan pada busana batik dengan model yang agak rumit. Namun, batik kontemporer lebih fleksibel mengikuti keinginan masyarakat.

Rancangan dari motif kontemporer didorong oleh tingginya permintaan pemakai batik yang berorientasi pada tren baru. Batik kontemporer juga diminati untuk fashion informal. Mulai dari motif untuk tas, baju casual, topi, sepatu atau sandal.